Salaam,
Hari ini saya sedih,
Tiba-tiba dalam kesedihan saya,berlintasan dalam otak berbagai klip anak-anak ataupun siswa saya dengan berbagai macam tingkah dan laku mereka.
Semburat pengalaman masa lalu saya dengan pola asuh yang kurang mengenakkan sedikit- sedikit saya bandingkan dengan kondisi anak-anak dan siswa-siswa saya tadi.
Berbagai rupa cerita horor dari berbagai media yang mampir ke telinga,mata dan hati saya memburu saya untuk mencari cara agar tak pernah ada episode cerita-cerita horor lagi.
Tapi saya sedih dan bingung,
Saya hanya bisa mengurut hati dan mencoba memalingkan wajah dari cerita-cerita itu,dari kasus-kasus itu,dari kondisi-kondisi itu.
Terpekur dalam diam,bagaimana saya berusaha memperindah cerita-cerita tadi,sedangkan bagi sebagian orang, wanita seperti saya ini masih jauh dari kata mapan dan matang dalam pengalaman. Seakan kriteria saya untuk membantu meluaskan cakrawala para orangtua tak bisa mudah di iyakan.Mengapa?!
Iya, karena bagi sebagian orang,
saya ini kan hanya wanita yang belum merasakan sensasi asli mengandung,melahirkan dan mendidik anak. Bersusah payah,mengulur sabar,menekan marah sambil tetap menjaga cinta pada keturunan saya.
Aih,sungguh kecil diri ini.
Apalagi saya ini cuma lulusan sarjana Bimbingan dan Konseling yang saat kuliah,hanya dan baru dijejali, ditanam, dididik, diberi pemahaman mengenai teori Pengantar Psikologi,Pendidikan,Psikologi Anak,Psikologi Anak Berbakat,Psikologi Anak Didik,Kesehatan Mental,Studi Kasus,Psikologi Usia Lanjut,Konseling Mikro,Psikologi Pendidikan,Psikologi Belajar,Pengantar Konseling,Bimbingan Kelas, dan lain sebagainya.. Wah, sayangnya saya hanya punya bekal ilmu yang masih secuil itu,masih sangat terbatas.
Pengalaman mendidik saya pun belum cukup,jadilah saya hanya bisa terpekur dan mendiamkan anak-anak dan kadang siswa-siswa saya bergeliat dalam kubangan ke-naif-an pola asuh orangtua dan permisifisme lingkungan dan hidup beberap orang dari mereka.
Sometime,
Saya bahagia melihat anak-anak di sekitar saya dan siswa-siswa di tempat saya mengajar dan tinggal.
Tapi,sometime saya sedih melihat mereka, ataupun anak-anak yang terlibat berbagai macam kasus, terkena dampak salah asuh, terjerat ke-naif-an orangtua mereka. Mengapa ini atau itu bisa terjadi? Kemana ilmu? Kemana cinta? Kemana rasa?
Andai saja,
saya mampu menyentuh hati mereka yang kosong,membelai lembut kepala mereka,mencurahkan segenap cinta untuk mencinta mereka apa adanya, melembutkan jiwa mereka yang tertempa amarah dan teriakan, mengarahkan mereka pada sikap dan tutur kata penuh kesantunan dan cinta pada Allah, Rasul dan orangtua mereka. Maka saya pun bisa tak bersedih lagi.
Tapi, sejauh ini saya sadar, saya hanya sebatas wanita dengan pendidikan sekadarnya yang menganalisa dari kejauhan, berbicara sekadarnya dengan anak-anak dan siswa-siswa saya tanpa bisa ikut berperan lebih jauh menjaga mereka dalam cinta. Juga dengan status belum punya anak!
Maka saya harus sadar,
saya ini wanita yang hanya bersandar pada rasa peduli anak-anak dan siswa-siswa saya itu. Tanpa pengalaman menjadi ibu dan menjadi orangtua. Maka,saya hanya bisa bersedih, memandangi mereka dan menerka seperti apa mereka terbentuk kelak berdasar dari teori-teori keislaman dan keilmuan yang saya tau dan pahami. Berdasar dari analisa berbasis pengalaman pakar, tulisan orang-orang berilmu dan diri sendiri yang saya makan setiap hari.
Semoga ada waktu,
Dimana saya dapat meyakinkan dan merengkuh hati para ayah dan bunda, memeluk dan memahami hati dan mengaliri mereka dengan kebutuhan yang anak-anak dan siswa-siswa saya kelak butuhkan.
Jika belum diizinkan,
maka biarlah saya tetap berbagi ilmu untuk kita senantiasa belajar untuk menjadi lebih baik. Karena, ilmu bisa datang dari mana saja,walau itu dari seorang anak kecil, demikian kata Khalifah Umar bin Khattab Ra. Karena, Allah Azza Wa Jalla saja memerintahkan kita untuk saling nasihat menasihati dalam kebaikan, seperti yang Ia tuliskan dalam Qur'an surat Al-Asr.
Mohon maaf jika terusik, merasa digurui hingga merasa tersinggung.
Sungguh,karena saya peduli dan juga sedang belajar menjadi lebih baik, mempersiapkan amanah Allah Swt dengan sebaik-baiknya, maka saya berbagi.
Sungguh, karena saya ingin terus belajar "maddal hayyah" alias sepanjang usia, maka saya akan mencari dan membagi.
Jika ada yang kurang suka, cukuplah ucapan yang
Rasulullah sunnahkan ini yang terucap: "Alhamdulillah 'alaa kulli
hal". Tambahkan ilmu saya bila kurang,tegurlah saya bila salah dan
berlebihan. Karena ilmu,tak bisa didapat hanya dari pendikte, tapi dari
jiwa-jiwa yang haus berdiskusi menambah ilmu.
With Love,
Bunga a.ka Isya
0 comments:
Post a Comment